21 April 2010

Bentuk Metafora dalam Pengajaran

Bentuk Metafora dalam Pengajaran

Nehemia Purnanto, S.S.

Mengajarkan suatu materi kepada anak didik (murid/siswa/mahasiswa) merupakan tugas utama seorang guru/dosen. Saat menyampaikan suatu materi, guru/dosen akan berusaha menyampaikan sejelas-jelasnya suatu materi hingga anak didiknya benar-benar mengerti apa yang diajarkannya itu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak jarang para pendidik membuat strategi dalam menyampaikan materi tersebut. Salah satunya dengan bentuk metafora.

Metafora sebenarnya merupakan salah satu gaya bahasa dalam teori bahasa yakni diksi. Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, misalnya bunga bangsa, buaya darat, buah hati, dan sebagainya (Gorys Keraf, 1990: 139). Bahkan tidak hanya pada tataran kata/frasa saja, bisa pula dalam bentuk (konsep) dalam beberapa kalimat.

Dalam pengajaran bentuk bahasa metafora tidak banyak disadari muncul saat menyampaikan materi kepada anak didik, misalnya saja guru/dosen menyampaikan materi pemakaian bahasa yang baik dan benar (seseorang akan menggunakan ragam bahasa formal pada saat situasi resmi, tetapi tidak jika dalam situasi tidak resmi), akan dianalogkan dengan seseorang yang memakai kostum tertentu untuk datang dalam suatu acara tertentu (seorang akan memakai baju hem panjang, celana panjang hitam, sepatu pantofel, rapi, dan tidak lupa memakai dasi saat akan menghadiri rapat direksi suatu perusahaan, tetapi tidak jika akan berenang); atau materi cara kerja mesin yang dianalogkan dengan kerja manusia, dan sebagainya.

Sebenarnya metafora dapat digunakan atau disampaikan dalam setiap pembelajaran. Misalnya, bercerita dengan menggunakan perumpamaan untuk menumbuhkan kesadaran betapa pentingnya pembelajaran tersebut; bercerita dengan perumpamaan, bahwa yang bertanggung jawab terhadap pendidikan pada hakikatnya adalah diri sendiri; memberikan penjelasan bagaimana kiat meraih sukses dalam pembelajaran dan kehidupan; dan sebagainya.

Penggunaan metafora dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu kemampuan menciptakan minat dan meningkatkan motivasi belajar para siswa. Hal ini didukung oleh pendapat beberapa ahli yang telah lama berkecimpung dalam penelitian tentang kinerja otak. Penyajian materi dengan metafora dalam pembelajaran memiliki peranan penting untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, karena penyajian metafora membawa siswa ke dalam suasana yang penuh kegembiraan dan keharuan, sehingga menciptakan kegembiraan serta pemaknaan dalam proses belajar selanjutnya (DePorter, Reardon, dan Nourie, 2000: 14) .

Saya kira dalam semua materi bidang studi memiliki bentuk-bentuk metafora juga dalam pengajarannya. Dengan adanya bentuk bahasa metafora semakin memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi dan anak didik dalam memahami materi dengan baik. Sebaiknya setiap pendidik mengasah kemampuannya dalam bermetafora sehingga materi-materi yang diajarkan dapat mencapai hasil yang maksimal pada anak didik.