24 Mei 2010

Metode dan Teknik Penelitian Dialektologi

Metode dan Teknik Penelitian Dialektologi

Metode yang digunakan dalam penelitian dialektologi dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data.

Tahap penyediaan data, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan daerah pengamatan yang akan diambil. Langkah lanjutannya untuk penyediaan data digunakan metode cakap yaitu pengumpulan data lingual dengan melakukan percakapan antara peneliti dengan penutur sebagai narasumber. Teknik dasar metode ini adalah teknik pancing (elisitasi), dan teknik lanjutannya adalah teknik cakap semuka, teknik rekam, dan teknik catat.

Berkaitan dengan metode cakap, Mahsun (2005:121-125) berpendapat bahwa teknik cakap semuka, teknik catat, dan teknik rekam cukup ideal karena peneliti dapat secara langsung mengetahui kondisi geografis daerah pengamatan. Begitu pula dengan teknik catat, peneliti dapat langsung mencatat realisasi fonem-fonem tertentu dengan langsung memperhatikan organ wicara narasumber yang menghasilkan bunyi-bunyi tertentu. Selanjutnya, teknik rekam digunakan untuk mendukung pelaksanaan teknik catat, yaitu pengecekan kembali data-data yang telah dicatat dengan rekaman yang dihasilkan dengan alat rekam.

Tahap analisis catat, untuk menentukan unsur-unsur bahasa yang berbeda digunakan metode padan intralingual dengan teknik dasar hubung banding intralingual dan teknik lanjutan hubung banding. Realisasi metode ini dilakukan dengan cara pengkaidahan data, dan tabulasi data. Metode yang digunakan dalam analisis yaitu penentuan isolek sebagai bahasa, dialek, atau subdialek adalah metode dialektometri dan metode berkas isoglos. Metode leksikostatistik adalah metode pengelompokan bahasa yang dilakukan dengan menghitung persentase perangkat kognat (cognate) (Mahsun, 1995:115). Menurut Danie (dalam Mahsun, 1995:116) metode dialektometri merupakan ukuran statistik yang digunakan untuk melihat berapa jauh perbedaan dan persamaan yang terdapat pada tempat-tempat yang diteliti dengan membandingkan sejumlah bahan yang terkumpul. Penghitungan dialektometri dapat dilakukan dengan segitiga antardaerah pengamatan dan permutasi antardaerah pengamatan (Mahsun, 1995:118-119).

Tahap terakhir hasil analisis data, penelitian ini menggunakan metode informal dan metode formal. Dalam metode ini kaidah-kaidah dapat disajikan dengan cara perumusan menggunakan kata-kata biasa, termasuk penggunaan terminologi yang bersifat teknis, dan perumusan dengan menggunakan tanda atau lambang (Mahsun, 1995:148).

Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis; Sebuah Pengantar. Jogjakarta, UGM Press.