04 Mei 2010

PERENCANAAN BAHASA DI INDONESIA

Perencanaan Bahasa di Indonesia

Bahasa bagi sebuah masyarakat adalah aset yang nilainya tidak bisa diukur dengan apapun. Demikian berharganya bahasa sehingga sangat perlu diupayakan pemeliharaannya. Pemeliharaannya pun tidak bisa begitu saja dilakukan. Perlu sebuah perencanaan dengan hitungan yang panjang, baik tentang bagaimana agar bahasa itu tetap lestari, maupun bagaimana mengembangkan bahasa itu agar tetap eksis di antara inovasi dan sisi kreativitas manusia.

Demikian pula bahasa Indonesia. Sejarah panjangnya tidak akan membiarkannya terlantar lantaran harga yang harus dibayar. Untuk itu, diperlukan perencanaan dan kebijakan yang matang yang akan membawa bahasa ini eksis di antara desakan bahasa-bahasa lainnya dan tahan terhadap erosi arus generasi.

Momen Sumpah Pemuda yang dilaksanakan jauh sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan menjadi embrio perhatian para pemrakarsa negeri ini. Kita perlu menyatakan bahwa meski negara belum berdaulat penuh, perlu ada persamaan perhatian akan pentingnya sebuah bahasa. Keragaman bahasa daerah perlu ditempatkan sesuai proporsinya, demikian pula bahasa asing. Di atas semua proporsi tersebut, perlu sebuah lingua franca yang menjembatani komunikasi dalam arti luas, di mana semua orang dapat berpartisipasi.

Konsep ini didukung oleh Undang-Undang Dasar 1945 yang tertuang, baik pada bagian pembukaan maupun di antara pasal-pasal. Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa negara memainkan peranan yang sangat penting dalam segala lini kehidupan bangsa. Realisasi atas konsep tersebut sangat dominan dalam bidang pendidikan nasional. Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar dalam transfer ilmu di lembaga-lembaga pendidikan.

Sementara di kancah percaturan dunia, bahasa Indonesia mulai memposisikan diri. Secara urut bahasa Indonesia menempati posisi kelima dalam hal penggunaan bahasa Indonesia. Mengingat jumlah pengguna (dalam hal ini jumlah penduduk) menempati posisi kelima. Bahasa yang lain adalah Cina, Jepang, Korea, Indonesia, Inggris, Belanda, Jerman, Perancis, Spanyol, dan Italia.

Namun demikian, masih ada beberapa kendala yang harus dihadapi, kendala tersebut adalah: tenaga kebahasaan dan kesastraan belum memadai, mutu penggunaan bahasa Indonesia masih rendah di berbagai lini, kepedulian masyarakat terhadap bahasa Indonesia kurang, dan koordinasi lemah. Kendala tersebut masih ada peluang untuk dimenangkan dengan adanya kekuatan bahasa kita dari sisi kebahasaan, ketenagaan, dan sarana. Dari segi kebahasan, kita kaya dengan sumber pengembangan kosakata daerah yang dipadankan dengan dengan bahasa Indonesia, dan perluasan ketersebaran penggunaan. Dalam hal sarana, ketersediaan sarana (kamus, buku tata bahasa).

Langkah-langkah strategis yang dapat ditempuh adalah mengadakan penelitian yang hasilnya akan dikembangkan. Hasil pengembangannya dibakukan dan dibina. Bentuk-bentuk pembinaan dapat berwujud dokumentasi, publikasi, dan penjaringan hubungan kerja. Tenaga yang dapat melakukannya adalah para peneliti, penerjemah, dan pengajar (guru). Penelitian bahasa dapat meliputi kajian linguistik, sosiolinguistik, linguistik historis komparatif, dialektologi, psikolinguistik, antropolinguistik, etnolinguistik, dan ekolinguistik. Metode pengajaran dapat memanfaatkan kurikulum (bahan ajar, metode, dan multimedia) yang melibatkan guru dan siswa.

Perjalanan waktu telah membuktikan proses yang mencerdaskan bangsa dengan berbagai perangkatnya. Munculnya penerbitan rakyat, organisasi, surat kabar/majalah/sastra, dan ceramah yang menyulut api perjuangan secara tidak langsung telah memberikan pencerahan bagi bangsa ini untuk lepas dari cengkeraman kolonialisme. Semangat tersebut ditransfer dengan medium bahasa. Buah dari upaya tersebut adalah keluarnya sikap politik dalam berbagai bentuk. Menyatunya elemen perjuangan yang terdiri atas berbagai etnis, lahirnya sumpah pemuda, dan Kongres Bahasa Indonesia pertama. Dalam kerangka fungsi yang lain, bahasa Indonesia yang sudah diikrarkan sebagai bahasa persatuan berkembang hingga menetapkan bahasa Indonesia dalam urusan administrasi negara, pengantar ilmu dan teknologi, dan bahasa pengantar pendidikan nasional.

Media-media yang digunakan di antaranya sastra. Sastra sebagai alat pengungkapan pemikiran tentang masyarakat baru Indonesia, pengungkap gagasan modern, pencerminan jati diri dalam membangun kebudayaan baru, dan pembentukan kepribadian bangsa. Selain sebagai media, sastra juga berkibar sebagai wahana ekspresi budaya, rasa kenasionalan, solidaritas kemanusiaan, dan perkembangan kehidupan masyarakat.

Namun demikian seiring berjalannya waktu, terjadi pula perubahan kehidupan masyarakat yang tampak pada penggunaan bahasa asing di tempat umum, pusat belanja, permukiman modern, media luar ruang, industri maju, perkembangan teknologi informasi, pengantar pembelajaran, media elektronik (televisi), dan iklan.

Di tengah kemelut penggunaan bahasa di atas, masih terdapat prospek yang cerah untuk bahasa Indonesia, yaitu posisi penggunaan bahasa Indonesia sebagai Jiwa bangsa, citra bangsa, bahasa perdagangan bebas, dan bahasa perhubungan luas untuk menyambut era perdagangan lintas batas. Perkembangan bahasa Indonesia juga tidak hanya terbatas pada penggunaan bahasa, melainkan juga perkembangan kosakatanya. Berkembangnya kosakata ini berkat kerja sama Mabbim dalam hal pedoman pembentukan istilah, bidang ilmu (kimia, fisika, kedokteran, dan sebagainya), penelitian, dan penerjemahan.

Penggalian bahasa daerah juga masih terus ditingkatkan. Hingga kini terdapat 726 bahasa daerah dan lima bahasa yang telah punah. Untuk itu, penggalian kekayaan bangsa ini dari segi bahasa daerah harus terus ditingkatkan. Dalam hal ini peningkatan kata, istilah, ungkapan, dan pemertahanan warna keindonesiaan (budaya, ekonomi, teknologi, dan pertanian). Peningkatan ini juga didukung oleh kaidah dalam perkamusan dan tata bahasa. Publikasi juga harus digalakkan sebagai sarana sosialisasi dan menghimpun aspirasi kebahasaan masyarakat. Oleh karena itulah, digunakan media penerbitan yang penyebarannya berupa jurnal, brosur, media cetak dan media elektronik.